manusia, uang, dan alam
(disampaikan dalam festival air, kementeerian lingkungan hidup)
Jika pohon terakhir telah ditebang, jika sungai terakhir telah tercemar, jika ikan terakhir telah ditangkap, baru manusia akan sadar bahwa mereka tidak akan bisa makan uang.”
-- Green Peace
Manusia dan lingkungan hidup merupakan dua hal yang sudah menjadi satu kesatuan yang tak dapat dipisahkan. Manusia dengan segala daya dan upayanya mengelola lingkungan hidup yang pada akhirnya ditujukan dan dipergunakan untuk kelangsungan kehidupan manusia. Segala bentuk sumberdaya yang disediakan oleh alam, merupakan limpahan kenikmatan yang diperuntukkan bagi makhluk hidup di muka bumi, seluruhnya. Hingga manusia hidup sejahtera bersama-sama dengan alam.
Namun, semua berubah ketika kelestarian manusia harus mengorbankan kelestarian lingkungan hidup. Segala bentuk eksploitasi dan perusakan lingkungan seakan dilegalkan dengan dalih demi pemenuhan kebutuhan manusia. Khususnya pemenuhan akan kebutuhan industri yang berujung pada pemenuhan ekonomi. Di benak mereka hanya terpikirkan bagaimana cara agar semua kekayaan alam dapat dijadikan sumber pendapatan. Tanpa terpikir untuk melakukan pemeliharaan kembali yang nantinya akan membawa manfaat bagi kelangsungan hidup kita di masa depan.
Bayangkan ketika satu persatu pohon di hutan ditebang setiap harinya, tanpa peduli akan perbaikan hutan tersebut, dapat dipastikan sepuluh tahun mendatang kita tidak memiliki hutan sedikit pun.
Praktik-praktik illegal logging sudah berada pada tingkat yang mengkhawatirkan sehingga mengancam kelangsungan hutan-hutan yang ada di Indonesia. Penebangan liar dan penjarahan kayu dilakukan dengan terang-terangan di depan mata petugas yang seharusnya mengeliminir praktik ilegal yang terjadi.
Hal yang terjadi saat ini, keutuhan sumberdaya alam Indonesia sudah sangat terancam. Betapa tidak, meningkatnya jumlah pertumbuhan penduduk serta perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin meningkatkan aktivitas eksploitasi terhadap alam yang dilakukan oleh manusia sehingga membuat alam tidak mampu lagi memperbaiki dirinya secara alami. Hal ini disebabkan karena keegoisan dan kerakusan orang-orang yang tidak bertanggung jawab dalam mengeruk sumberdaya alam Indonesia. Tak pernah terpikirkan oleh mereka bagaimana ketika tiba saatnya mereka tidak dapat lagi mengeruk keuntungan dari pemanfaatan sumberdaya alam.
Begitu tingginya angka pencemaran laut dan sungai, serta kebakaran hutan dan lahan di Indonesia merupakan salah satu dari sekian banyak gambaran betapa buruknya pengelolaan lingkungan hidup di Indonesia. Belum lagi tergusurnya paru-paru kota dan berbagai sumberdaya alam dengan pemukiman penduduk yang lagi-lagi tidak memikirkan secara matang dampak jangka panjang yang akan kita terima. Manusia hanya memikirkan keuntungan yang dapat mereka raih, meski di atas penderitaan lingkungan. Yang amat menyedihkan hal ini selalu terulang setiap tahunnya tanpa mampu diatasi dengan baik oleh pemerintah.
Hal-hal yang telah disebutkan merupakan indikasi rusaknya lingkungan hidup Indonesia yang semuanya merupakan akibat ulah kita sendiri. Lingkungan hidup yang telah memberi kehidupan bagi penduduk Indonesia, telah rusak tanpa secuil pun mendapatkan rasa iba dari kita, yang telah “memperkosa” kehidupannya.
Sepertinya manusia sudah begitu ‘intim’ dengan uang, segala cara mereka lakukan demi mendapatkan lembaran dan kepingan uang. Entah mereka sadar atau tidak, dengan satu sen uang yang mereka dapatkan, tanpa disadari, akan membunuh jutaan generasi. Dengan semua itu, secara tidak langsung manusia telah keluar dari koridor fitrah yang telah diamanatkan oleh Tuhan. Sebagaimana Tuhan telah menciptakan alam ini untuk diwariskan kepada manusia, serta dijaga keutuhannya sebagai satu kesatuan kehidupan di dunia. Satu hal, beribadah kepada Tuhan, tidak hanya dengan kegiatan-kegiatan ritual, seperti ke Masjid, Gereja, dan sebagainya, tapi juga melestarikan lingkungan.
Dampak negatif yang ditimbulkannya cukup besar meliputi kerusakan ekologi, menurunnya keanekaragaman hayati, merosotnya nilai ekonomi hutan, perubahan iklim dan suhu secara global serta berbagai macam gangguan kesehatan yang dialami oleh masyarakat serta gangguan transportasi. Tentu saja semuanya dapat merugikan manusia, bahkan yang tidak bersalah sekalipun. Persoalan kerusakan lingkungan hidup sudah menjadi masalah kita bersama dan harus segera dicarikan jalan keluar.
Ketika manusia mulai merasakan bahwa lingkungan hidupnya sudah memerlukan banyak perbaikan serta mulai dirasakan dampaknya negatifnya. Ketika timbul kekhawatiran tak ada yang dapat diwariskan kepada anak cucu mereka. Ketika manusia merindukan kesegaran, dan keramahan yang diberikan oleh alam yang dulu mungkin pernah mereka nikmati. Semua mulai sadar betapa pentingnya alam.
Haruskah bumi Indonesia hancur karena rakusnya penghuni yang tinggal dan menumpang padanya???
Jawabannya tentu saja tidak. Karena sumber kehidupan manusia sangat tergantung pada kelestarian lingkungannya. Keutuhan sumberdaya alam, dan kelestarian dengan indikasi tersedianya cukup sumberdaya alam dan mineral serta keseimbangan ekosistem yang ada di Indonesia merupakan hal yang amat didambakan oleh sebagian besar masyarakat Indonesia yang masih menyadari akan pentingnya alam bagi kelangsungan hidup manusia. Alam bukan hanya pelengkap bagi hidup manusia, tetapi merupakan sahabat manusia. Karena manusia dan alam adalah dua hal yang sudah menyatu dan tidak terpisahkan. Semua merupakan pilihan bagi kita, ingin menjadi perusak ekosistem alam? Atau menjadi penyelamat alam dan masa depan bangsa ini?
4 Comments:
very good
===============
Jika pohon terakhir telah ditebang, jika sungai terakhir telah tercemar, jika ikan terakhir telah ditangkap, baru manusia akan sadar bahwa mereka tidak akan bisa makan uang.”
-- Green Peace ---
===============
sepertinya kalimat diatas bukan dari greenpeace deh... tapi merupakan pepatah indian kuno...
Very nice site! »
Very cool design! Useful information. Go on! »
Post a Comment
<< Home